Nelayan Minta Ganti Alat Tangkap Bukan Sagu Hati

TERASKATA.COM, Tanjungpinang – Para nelayan mengeluhkan serta meminta ganti rugi terkait dengan pelaksanaan Proyek Folder pengendalian banjir di Jalan Pemuda sehingga berdampak pada hasil tangkap nelayan saat ini.

Mereka merasakan menurunnya hasil tangkapan tersebut sejak sekitar 4 – 5 bulan hingga saat ini dimana pada sebelum ada pengerjaan proyek hasil tangkapan nelayan bisa mencapai 4 Kg sekarang menjadi 1 ons saja.

Miswanto selaku Ketua Kelompok Usaha Bersama ( KUB ) Nelayan ini menyampaikan sekarang kami merasa dirugikan biasanya hasil tangkapan bisa 3-4 Kg saat ini mengalami penurunan sangat drastis.

” Kami sudah merasakan selama 4 – 5 bulan ini mau sampai kapan kami harus begini, untuk itu kami minta solusi kepada Pemerintah memberikan jalan keluar terhadap nelayan di pesisir. Dampak lingkungan yang kami rasakan adalah lumpur bauksit sehingga air menjadi merah jadi ikan maupun udang enggan ke tepi lagi. Untuk bisa menjadi normal membutuhkan waktu lama sekitar 2 tahun, ” terangnya, saat berada di Kantor PUPR Tanjungpinang, Senin (18/10 ).

Oleh karena itu dirinya berharap kepada Pemko Tanjungpinang agar bisa mengganti alat tangkap kami walaupun tidak bisa mencari di darat tetapi kami bisa mencari di laut.

“Sementara ini belum ada Pemerintah turun langsung melihat dampak yang kami alami, namun kami saja yang melaporkan kasus ini dari hasil laporan kami Pemerintah menanggapi dengan memberikan sagu hati sebesar Rp 12 juta untuk 120 orang nelayan. Tapi kami merasa itu bukan jalan keluar bukan itu yang kami minta melainkan kami minta alat tangkap,” lanjutnya.

Dari sagu hati yang diberikan kepada mereka mempertanyakan uang tersebut dengan Rp 100 ribu per orang apa yang bisa mereka lakukan sedangkan penghasilan para nelayan lebih dari Rp 100 ribu.

” Kami tahu bahwa anggaran pemko tidak ada tapi harus mengerti juga kami ini nelayan mencari kebutuhan hidup. Baru satu kali sagu hati yang diberikan pada hari Kamis yang lalu, ” pungkas Miswanto. (Lan)

Komentar