Dari Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta, Merah Putih Berkibar

TERASKATA.com, YOGYAKARTA – Melalui upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76, bendera Merah Putih berkibar di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta, Selasa (17/8/2021). 

Upacara peringatan HUT RI di Istana Kepresidenan Yogyakarta ini, di pimpin oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai inspektur upacara dan Komandan upacara Letkol Pnb Alifian Adista. 

Pantauan dari lokasi, upacara pengibaran bendera Merah Putih kaki ini digelar secara sederhana dengan undangan terbatas. Pembatasan undangan dilakukan mengingat situasi pandemi di kota ini masih tinggi. 

Pengobatan bendera Merah Putih di Istana Kepresidenan Yogyakarta juga digelar lebih awal. Pasalnya, Gubernur DIY bersama Forkopimda DIY telah mengikuti upacara peringatan detik-detik Proklamasi dari Istana Negara Jakarta yang dipimpin Presiden Joko Widodo secara virtual. 

Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X kendati upacara dilaksanakan secara sederhana dengan mematuhi protokol kesehatan, namun momentum ini justru meneguhkan makna kemerdekaan, bukan sekedar kata. 

Kemerdekaan adalah kesempatan berkarya tanpa batas dengan program prioritas pengembangan SDM, sebagai wahana mencapai Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh.

“Saat Proklamasi 1945, kita masih di bawah kekuasaan Dai Nippon dan bayang- bayang kembalinya kolonialis Belanda. Situasi kekacauan yang sama, kini juga sangat terasa kehadirannya. Meski beda wujudnya. Kita berada dalam cengkeraman covid-19 yang telah menyebar menjadi pandemi global,” ujar Sri Sultan Hamengku Buwono X. 

Dikatakannya, setiap chaos hendaknya jangan dipandang sebagai negative chaos. Melainkan sebuah positive chaos yang membuka peluang kemajuan. Dulu, meski dalam ancaman, Gestaponya balatentara Jepang dari bangsa terjajah menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat.

“Pemahaman chaos negatif karena by design dengan fondasi struktural dan sosio-kultural yang rapuh. Keanekaragaman dipaksakan menjadi keseragaman, dinamisitas ke stabilitas, heterogenitas ke homogenitas. Yang ditumbuhkan berbagai ketakutan berbeda dan ketakutan akan ketidakberaturan,” jelasnya.

Masih menurut Gubernur DIY, warga Yogyakarta yang patriotik, hari ini bertepatan dengan pemberlakuan kebijakan PPKM yang baru. Olehnya itu, ia berharap dengan langkah-langkah pengetatan yang selama ini telah dilakukan bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat, DIY sebagai kesatuan aglomerasi dapat menunjukkan tren yang terus membaik. (Mis) 

Komentar