Komisi II DPRD Bontang Sebut Realisasi APBD Semester I Meningkat

TERASKATA.COM,BONTANG – Prognosis serapan Anggaran Pendapatan Belanda Daerah (APBD) Kota Bontang di semester pertama tahun 2022 mengalami peningkatan.

Hal ini diungkapkan langsung Ketua komisi II DPRD Bontang Rustam beberapa waktu lalu, Selasa (27/7/2022).

“Rata-rata sudah nembus 35 – 40 persen,” ujarnya usai menggelar rapat kerja bersama Badan Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah (BPKAD) beberapa waktu lalu.

Rustam menjelaskan, sebelumnya serapan anggaran semester pertama sejak Januari – Juni 2022, hanya terserap 29,87 persen atau baru terserap Rp 416 miliar, dari total proyeksi anggaran yang diberikan sebesar Rp 1,39 triliun.

“Alhamdulillah laporan terbaru kemarin semuanya sudah naik realisasi anggarannya. Artinya untuk kelanjutan pembahasan APBD perubahan yang tadinya 1,3 triliun ada kenaikan pendapatan sebanyak Rp 290 miliar, membuka bintang-bintang yang kemarin di saat recofusing APBD murni tahun 2022 ini semua bisa jalan,” timpalnya.

Lanjut politisi Partai Golkar ini, mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapi masing-masing OPD di lingkup pemerintahan kota Bontang, salah satunya berupa ketakutan dana transfer tidak masuk, juga perhitungan Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) dianggap terlalu besar, sehingga serapan anggaran dan fisik berbeda.

“Kemarin kami tanya saat pembahasan realisasi anggaran murni tahun 2022, yang hanya terserap 29,87 persen itu, ternyata ketakutannya disitu. Tapi Alhamdulillah sekarang dilaporkan sudah naik,” bebernya.

Sementara itu, laporan realisasi serapan anggaran pengerjaan fisik juga dipaparkan Rustam sudah mencapai 60 persen. Sedangkan untuk serapan anggaran setiap OPD mencapai 40 persen.

“Cuman PUPR sama Perkimtan yang masih kecil. Tapi kalau sama pengerjaan fisiknya sudah jalan semua. Serapan fisiknya sudah dia atas 60 persen mereka. Jadi sebenarnya gede juga. Cuman lambat ditagihkan, jadi sementara keliatanya kecil,” terangnya.

Di akhir, Rustam berharap agar semua OPD yang ada dapat merealisasikan anggaran yang telah diberikan.

“Idealnya 30 persen. Kalau lebih kecil berpotensi SILPA,” tandasnya. (adv)

Komentar