Duka Golkar Sulsel di Penghujung 2020, Luwu Timur Paling Terpukul
TERASKATA.com, LUWU TIMUR – Tahun 2020 mungkin akan dikenang masyarakat dunia sebagai tahun pandemi Virus Corona atau Covid-19. Tapi bagi Partai Golkar Sulawesi Selatan, ini adalah tahun duka.
Pasalnya, lima kader terbaik Golkar Sulsel meninggal dunia di tahun Shio Tikus ini. Dan Luwu Timur yang paling terpukul karena dua kader Golkar senior di Bumi Batara Guru ini berpulang di penghujung 2020.
Kisah duka Golkar Sulsel tahun ini bermula pada 8 September lalu. Anggota Fraksi Golkar, DPRD Sulsel Ince Langke tiba-tiba terjatuh saat sedang berbicara dalam rapat badan anggaran di gedung DPRD Sulsel lantai 8, Makassar, diduga karena serangan jantung.
Sempat dilarikan ke RS Awal Bros, Makassar, namun nyawanya tak terselamatkan. Ince Langke meninggal dalam menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Ince kemudian dimakamkan di kampung halamannya, Kabupaten Selayar.
Kemudian pada 29 November lalu, giliran mantan Bupati Wajo dua periode, Andi Burhanuddin Unru berpulang.
Sebelum meninggal dunia, almarhum dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Siloam Makassar akibat sesak nafas.
Ketua DPD II Golkar Kabupaten Wajo tersebut sempat mendapat perawatan medis di ICU RS Siloam selama tiga hari, sebelum menghembuskan nafas terkahirnya.
Kisah pilu Golkar Sulsel berlanjut di bulan pamungkas 2020, Desember.
Dan ini paling mengejutkan. Calon Bupati Barru usungan Golkar, Malkan Amin meninggal dunia pada hari ‘H’ Pilkada Serentak 2020, Rabu 9 Desember.
Malkan Amin meningal sekira pukul 12.00 wita di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Kota Makassar.
Malkan Amin meninggal dunia pada usia 72 tahun. Ia tutup usia akibat Covid-19 dan dikubur dengan protokol kesehatan di Pekuburan Macanda Kelurahan Romangpolong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Di Pilkada Barru, Malkan Amin berpasangan dengan A Salahuddin Rum. Pasangan ini diusung Golkar dan Gerindra, serta mendapat dukungan dari Partai Berkarya, PAN dan Hanura.
Raihan suara Malkan Amin-Salahuddin tertinggi kedua. Kalah dari paslon usungan Partai Nasdem, PDIP, Demokrat dan PKS, Andi Idris Syukur – Aska Mappe
Tiga hari setelah kepergian Malkan Amin, Ketua DPRD Luwu Timur dari Fraksi Golkar, Amran Syam juga tutup usia.
Amran meninggal di Puskesmas Malili, Lutim, akibat penyakit jantung, Sabtu (12/12/2020).
Politikus Partai Golkar itu meninggal pada usia 51 tahun.
Amran Syam adalah legislator dua periode asal Partai Golkar dari Dapil IV meliputi Kecamatan Nuha, Towuti dan Wasuponda, Lutim.
Pada Pileg 2019 lalu, Amran Syam lolos ke parlemen setelah meraih 3.891 suara.
Awan duka terus menyelimuti partai berlambang Beringin itu. Dan lagi-lagi kader Golkar dari Luwu Timur yang meninggal pada Kamis (24/12/2020). Yaitu Muhammad Thorig Husler.
Thorig Husler adalah Bupati Luwu Timur periode 2015-2020. Ia juga merupakan Ketua DPD II Golkar Luwu Timur.
Di Pilkada Luwu Timur 2020, Husler yang berpasangan dengan Budiman meraih suara tertinggi. Mengalahkan pasangan nomor urut 2, Irwan Bachri Syam-Andi Rio Patiwiri.
Bupati Luwu Timur itu dirawat di RSUP dr Wahidin Sudirohusodo karena sakit paru-paru selama kurang lebih 12 hari.
Ia sempat dinyatakan positif Covid-19, tapi pada tes usap keempat hasilnya negatif.
Husler meninggal di usia 57 tahun dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Kelurahan Kapuna, Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Jumat (25/12/2020).
Kepergian Thorig Husler menyisakan duka mendalam. Tidak hanya bagi warga Luwu Timur, tapi masyarakat Sulawesi Selatan ikut merasakannya.
Terbukti ketika jenazah Husler dibawa dari Makassar ke Malili, ribuan orang di sepanjang perjalanan memberikan penghormatan terakhir kepada suami Puspawati itu.
Perjalanan sejauh kurang lebih 800 kilometer itu ditempuh dalam 15 jam karena seringnya rombongan pembawah jenazah berhenti.
Beberapa kali iring-iringan jenazah ‘dihentikan paksa’ oleh warga yang ingin melihat atau sekadar mengusap mobil jenazah Husler.
Ada juga yang menyalami dan menyampaikan belasungkawa langsung kepada Puspawati yang menumpangi mobil tepat di belakang mobil jenazah Thorig Husler.
Di Luwu Timur apalagi. Sejak kabar kepergian bupati yang mencintai dan sangat dicintai warganya itu diketahui, suasana duka sangat terlihat.
Warga memasang bendera Merah-Putih setengah tiang di depan rumah mereka sebagai bentuk duka.
Mereka juga sangat antusias menunggu kedatangan jenazah Thorig Husler. Ribuan warga Lutim dari Kecamatan Burau sampai Malili menunggu di pinggir jalan untuk melihat dan memberkan penghormatan terakhir kepada sang bupati. (int)





Tinggalkan Balasan