TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Nabila Syadza, Orator Demo Omnibus Law yang Sebut Pancasila Jadi Pancasalah

admin |
Orator Viral Omnibus Law, Nabila Syadza.

TERASKATA.com, Makassar – Siapa yang belum mengenal wanita yang satu ini. Ia adalah Nabila Syadza yang saat ini ramai dibicarakan publik di tengah demonstrasi yang ramai dilakukan mahasiswa dalam menolak UU Cipta Kerja (Omnibuslaw).

Nabila Syadza menjadi viral setelah video orasinya yang membacakan isi dari Pancasalah yang mirip dengan isi lima linea dari dasar negara Pancasila itu. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk protes dari penegakan Pancasila yang dinilai tak lagi dijunjung di negeri ini.

Orasi yang disampaikan Nabila Syadza dalam video tersebut pun seolah mewakili suara hati mayoritas masyarakat terkait disahkannya UU Cipta Kerja yang dianggap makin menindas kaum bawah.

Nabila Syadza pun ramai jadi sorotan, bahkan saat ini akun instagram pribadinya pun ramai dicari. Tentang siapa sebenarnya sosok Nabila Syadza ini.

Dilansir dari bemunhas.org, Nabila Syadza merupakan mahasiswi Ilmu Kesehatan Universitas Hasanuddin Makassar dan memiliki jabatan penting sebagai Menteri Hubungan Masyarakat BEM Unhas.

Dalam orasinya, Nabila Syadza mengatakan kini Indonesia bukan lagi negara Pancasila, melainkan negara pancasalah.

“Tendangan dibalas tendangan, darah dibalas darahnegara kita yang katanya negara Pancasila, sekarang jadi negara pancasalah

  1. Ketuhanan yang maha hormat
  2. Kemanusiaan yang adil bagi para birokrat
  3. Persatuan para investor
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh khikmat penindasan dalam permusyawaratan diktatornya
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat kelas atas,” kata mahasiswi tersebut dalam video.

Tak hanya kali ini, sosok Nabila Syadza bukanlah orang asing dalam setiap aksi yang dilakukan mahasiswa terkait peraturan yang dianggap tak berpihak pada rakyat.

Melansir Tribun Timur, Pengunjukrasa Tolak Omnibus Law masih bertahan di depan kampus Universitas Muhammadiya (Unismuh) Jl Sultan Alauddin, Makassar, Rabu (7/10/2020) malam.

Bahkan jumlahnya kian bertambah. Pasalnya, sejumlah warga di sekitar kampus yang awalnya hanya menyaksikan aksi, juga ikut dalam kerumunan pengunjukrasa.

Begitu juga dengan ‘asap perjuangan’ para pengunjukrasa, kian berkobar seiring bertambahnya suplai ban bekas ke lokasi. Lebih kurang enam ban bekas dijejer di tengah badan jalan lalu dibakar bersamaan.

Kobaran api sebagai tanda ‘semangat perjuangan’ pun kian berkobar. Kepulan asap hitam dari pembakaran ban itu, pun membumbung tinggi di langit yang kian menggelap.

Pekikan suara perjuangan dari para orator pun kian bergema dengan iringan lagu perjuangan Pembebasan ‘Buruh Tani’ Silih berganti orator berorasi, mahasiswa dan mahasiswi.

Spanduk atau pamflet kecaman terhadap DPR RI yang mengesahkan RUU yang dianggap merugikan kaum buruh itu, juga masih kokoh berdiri. ‘DPR Dewan Penghianat Rakyat’ begitu tulisnya.

Aksi unjukrasa itu pun, menjadi tontonan sejumlah pengendara yang tertahan. Mereka duduk di atas motornya sambil melihat kobaran perjuangan ala mahasiswa itu.

Beberapa dari pengendara menunjukkan wajah suntuk, sembari berharap pengunjukrasa mulai membubarkan diri.

Bahkan seorang pengendara yang mengaku hendak menuju Gowa mengeluh,” sampai jam berapa ini, kenapa belum dibubarkan polisi’ seorang keluh pengendara motor. Keluhan pengendara itu terbilang wajar.

Sebab, sudah lebih kurang enam jam jalan Sultan Alauddin yang meruoakan poros penghubung Makassar-Gowa itu lumpuh tak dapat dilalui.

Terpisah, Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriady Idrus, menegaskan, pihaknya mengerahkan lebih kurang 1.574 personel gabungan.

Mulai dari Polda Sulsel, Polrestabes Makassar hingga Kodim 1408/BS Makasssar. Personel gabungan itu diplotin di sejumlah titik rawan aksi unjukrasa. Namun hingga malam, keberadaan polisi berseragam di sekitar kampus Unismuh tidak kunjung terlihat. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini