Unjukrasa Ricuh di Palopo, Polisi Bantah Lepaskan Tembakan Peluru Karet

TERASKATA.com, Palopo – Aksi penolakan pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Lapangan Kerja di Kota Palopo berakhir ricuh, Kamis, (10/08/20).

Puluhan massa aksi mengalami luka-luka. Demikian pula dengan aparat kepolisian. Ada yang terkena lemparan batu massa aksi. Salah seorang massa aksi, Imanuel yang ditemui redaksi teraskata.com di Sekretarian HMI Cabang Palopo mengatakan, dirinya terkena tembakan aparat kepolisian. Ia menduga terkena tembakan peluru karet.

”Peluru memang ini kak, karena robek ini celanaku e,” kata sembari memperlihatkan luka dan celana yang robek kepada awak media.

Hanya saja, pengakuan itu dibantah langsung oleh pihak kepolisian Polres Kota Palopo. Menurutnya, aparat yang bertugas dilapangan tidak dibekali peluru karet. Melainkan hanya dibekali flash ball atau gas air mata.

”Tidak benar ada peluru karet, yang ada hanya flash ball,” kata Panit Reskrim Polsek Wara Kota Palopo, Ipda Andi Akbar saat menyampaikan klarifikasi kepada redaksi teraskata.com via telepon petang tadi.

Sekedar diketahui, aksi unjukrasa berlangsung di depan Gedung DPRD. Awalnya aksi berjalan damai. Hanya saja, pasca perwakilan massa aksi bertemua dengan pimpinan DPRD di ruang aspirasi, tiba-tiba terjadi lemparan batu ke oleh oknum massa aksi.

Lemparan batu itu kemudian dibalas oleh aparat kepolisian dengan menembakkan gas air mata ke arah demonstran. Kericuhan pun tak terelakkan, aksi saling lempar antara polisi dan massa aksi pun terjadi.

Pantauan teraskata.com di lapangan, terlihat kaca di sejumlah gedung DPRD pecah. Fasilitas yang ada disekitar lokasi pun dirusak oleh massa aksi. Bahkan, mobil water canon milik Polres Palopo sempat dibakar massa aksi. Sejumlah motor dan mobil yang ada disekitar lokasi pun menjadi sasaran amuk massa. (*)

Komentar