Malaysia Bergejolak, Perdana Menteri Beserta Kabinetnya Mengundurkan Diri

TERASKATA.COM – Malaysia yang terus bergulat dengan wabah COVID-19 terburuk dan pukulan ekonomi dari beberapa putaran penguncian, membuat Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin dan kabinetnya mengajukan pengunduran diri mereka kepada raja pada hari Senin (16/8/2021).

Demikian disampaikan pihak istana dalam sebuah pernyataan. Pernyataan istana, yang dikutip CNBC, mengatakan Muhyiddin akan tetap sebagai perdana menteri “caretaker” sampai pemimpin baru ditunjuk.

Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, menyatakan pemilu bukan pilihan terbaik sekarang, mengingat adanya wabah COVID-19.

Sebelum rilis pernyataan istana, Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan dalam sebuah posting di akun Instagram bahwa kabinet telah mengajukan pengunduran diri kepada raja.

Postingan Khairy mengikuti laporan media lokal bahwa Muhyiddin akan mundur dari jabatan puncak setelah kehilangan dukungan mayoritas di Parlemen karena pertikaian di antara koalisi politiknya.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Muhyiddin mengatakan dia mengundurkan diri karena dia telah kehilangan dukungan mayoritas di Parlemen. Dia menambahkan bahwa dia tidak akan bekerja dengan “kleptokrat” dan mengganggu proses peradilan negara untuk tetap berkuasa.

Muhyiddin berharap pemerintahan baru dapat segera dibentuk untuk memastikan pemulihan ekonomi dan peluncuran vaksin Covid-19 berjalan lancar.

Muhyiddin, yang berkuasa pada Maret tahun lalu, telah memerintah dengan dukungan mayoritas di Parlemen, yakni 222 kursi.

Dalam beberapa minggu terakhir, dia menghadapi tekanan yang meningkat untuk mundur setelah beberapa anggota Parlemen dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu atau UMNO–partai terbesar dalam koalisi yang berkuasa–menarik dukungan mereka. Beberapa politisi UMNO, termasuk mantan Perdana Menteri Najib Razak, menghadapi tuduhan korupsi dan pencucian uang.

Muhyiddin mengEklaim awal bulan ini bahwa dia masih mendapat dukungan mayoritas di Parlemen. Dia mengatakan dia akan membuktikan legitimasi kepemimpinannya melalui mosi percaya ketika Parlemen bersidang kembali pada bulan September.

Namun dalam pidato Jumat lalu, Muhyiddin mengakui untuk pertama kalinya bahwa dia tidak memiliki mayoritas dukungan di Parlemen. Dia berusaha merayu oposisi dengan menjanjikan reformasi politik dan pemilu-seperti membatasi masa jabatan perdana menteri menjadi dua periode lima tahun-dengan imbalan dukungan pada mosi percaya.

Tawaran itu ditolak oleh pihak oposisi. (*)

Komentar