TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Film Selimut Kabut Rongkong Diminati Mancanegara, dari Singapura hingga Argentina

admin |
Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur didampingi produser Selimut Kabut Rongkong, Fujianto Manati dan Tomakaka Limbong, Bunga Melati saat ditemui awak media di sela gala premiere film SKR, di City Market Palopo, Kamis (7/4). Foto: aulia/teraskata.com

TERASKATA.COM, Palopo – Gala Premiere film bergenre drama, Selimut Kabut Rongkong (SKR) digelar Kamis (7/4/2022).

Di Palopo, film karya anak Sulawesi Selatan yang didominasi putra putri terbaik Rongkong, Luwu Utara ini turut ditayangkan di bioskop Platinum Cineplex City Market Palopo.

Pada penayangan perdana film SKR di Palopo turut dihadiri sejumlah kepala daerah diantaranya Wali Kota Palopo, Judas Amir dan Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur.

Juga hadir Kapolres Palopo, AKBP HM Yusuf Usman beserta jajaran kapolsek dan personel serta produser dan para pemeran film Selimut Kabut Rongkong.

Produser Selimut Kabut Rongkong, Fujianto Manati mengklaim film ini juga diminati oleh mancanegara seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Argentina.

“Mereka minta film ini juga ditayangkan di negara mereka untuk dijadikan konten edukasi sosial,” ungkapnya saat ditemui Teraskata.com.

Fuji menyebutkan, film Selimut Kabut Rongkong ini telah mengikuti Festival Film Internasional dan mendapatkan tiga penghargaan internasional.

“Saya berharap ke depan industri perfilman mengangkat cerita lain di Tana Luwu ini,” ujarnya.

Sementara itu, Tomakaka Limbong, Bunga Melati yang turut hadir pada Gala Premiere di pelataran City Market Palopo mengaku bangga dengan karya anak cucunya yang sangat luar biasa.

“Saya yang juga sebagai pemerhati pendidikan di Kota Palopo sangat mengapresiasi karya anak cucu kita dari Rongkong, sangat membanggakan, semoga tayangan ini semakin jaya lagi,” ucap ibunda dari Ketua AKAR Bersatu, Dewi Sartika Pasande ini.

Sekadar diketahui film Selimut Kabut Rongkong disutradarai dan ditulis oleh Indra J Mae. Dibintangi oleh aktris Dinda Tarisa, A. Agung Iskandar dan Wasri Yanti Pasande, gadis asli dari Rongkong, Luwu Utara, Sulawesi Selatan yang menjadi finalis Putri Pariwisata 2020.

Selain itu, sebagian besar pemeran pendukung dalam film adalah warga desa tersebut.

Dikutip dari Tirto.id, film SKR sempat masuk dalam nominasi “Official Selection” Lift Off Network di Berlin, Pinewood Studios Inggris dan Raleigh Studios LA, AS.

Selain itu film ini juga masuk dalam daftar 175 film Indonesia yang mengikuti Festival Film Indonesia (FFI) pada tahun 2021.

Tak hanya itu, Selimut Kabut Rongkong juga bekerja sama dengan jaringan televisi Amerika, Cinemoi TV dalam tayangan Global Culture Education.

Diproduksi oleh SKV Movie Entertainment dan produser Sunny Vatvani serta Fujianto Manati, akhirnya sinema dengan durasi tayang 107 menit ini dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat Indonesia mulai 7 April 2022.

Kisah dalam film ini merupakan cerita nyata dari seorang tokoh masyarakat setempat bernama Bunga Melati.

Proses syuting film berlangsung selama 3 pekan dalam kondisi pandemi sehingga mengharuskan seluruh kru dan pemain bekerja ekstra hati-hati.

Sinopsis Film Selimut Kabut Rongkong

Seorang tenaga pengajar sukarela bernama Bunga Melati, yang juga menjadi traveller sedang dalam kunjungannya di desa Rongkong yang terletak di wilayah pegunungan di Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Dalam proses belajar mengajar, Bunga Melati menjumpai adanya tradisi Rongkong yang bagus dan ingin diterapkan pada para siswanya.

Tradisi itu adalah tenun tradisional yang indah dengan berbagai jenisnya. Akan tetapi banyak pria desa yang menentang Bunga yang mengajar dengan sukarela karena alasan konflik tanah adat yang berkepanjangan.

Bunga Melati juga menjadi sasaran kemarahan dari para pengusaha yang khawatir kehadiran Bunga di desa itu membuat bisnis mereka rusak.

Ia lalu melarikan diri ke hutan Rongkong yang indah namun berbahaya, lalu tersesat.

Pada akhirnya, sebuah misteri terungkap bahwa apa yang ia alami semua itu sudah tertulis dalam sebuah buku catatan usang yang ditulis oleh ibu kandungnya.(lia/int)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini