TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Ini Daftar Bencana Sepanjang Terbentuknya Kota Palopo

admin |
Ilustrasi

Terbentuk sejak 2 Juli 2002 lalu, pembangunan di Kota Palopo terus mengalami perbaikan hingga seperti hari ini. Sejak terbentuknya juga, deretan bencana silih berganti menghujam. Berikut deretan bencana di Kota Palopo sejak 2002 silam.

Catatan : Samsudar Syam

Tahun 2004

Pada awal-awal terbentuknya, Kota Palopo pernah mengalami bencana kekeringan di tahun 2004. Bencana kekeringan ini cukup dirasakan masyarakat dengan sangat kurangnya pasokan air bersih.

Apalagi, pada saat itu masyarakat Kota Palopo masih bergantung pada sumu-sumur. Pasokan air bersih dari PAM ke rumah warga masih terbatas di wilayah perkotaan saja.

Tahun tersebut berdasarkan penelusuran teraskata.com, sungai-sungai menjadi kering dan kerap terjadi kebakaran lahan. Bencana kekeringan ini diawali pada 1 September 2004 dan berlangsung selama beberapa bulan.

Tahun 2006

Tercatat dalam sistem informasi geospasial, Kota Palopo juga pernah dihantam hujan lebat dan angin kencang pada 2006.

Bencana angin puting beliung terjadi dan mengakibatkan kerusakan yang tidak sedikit. Namun, tidak ada catatan mendetail tentang kerusakan yang ditimbulkan.

Tahun 2007

Pada tahun 2007, Kota Palopo dilanda banjir sebanyak tiga kali. Masing-masing terjadi pada tanggal 11 Januari 2007. Kemudian banjir juga terjadi pada tanggal 16 April 2007.

Ketiga, banjir terjadi pada 31 Oktober 2007. Pada persitiwa banjir ini terdampak di Kelurahan Mancani, Maroanggin, dan Salubattang di Kecamatan Telluwanua. Kondisi paling parah dialami warga Kelurahan Maroanggin yang juga dilalui Jalan Trans Sulawesi.

Banjir bandang yang datang tiba-tiba dengan ketinggian air hingga mencapai pinggang orang dewasa sempat membuat panik warga. Mereka hanya dapat mengamankan perabotan rumah tangga ke tempat yang lebih tinggi.

Lanjut ke halam berikutnya >>>

Tahun 2008

Bencana besar terjadi di Kota Palopo tepat pada Selasa 4 November 2008. Banjir bandang pada saat itu mengakibatkan kerusakan yang cukup besar.

Selain kerusakan material, juga bencana tersebut merenggut korban jiwa akibat derasnya banjir bandang yang masuk di pusat Kota Palopo.

Tercatat juga, 63 orang mengalami luka berat, 107 orang luka ringan, dan 1.047 orang mengungsi ke kantor-kantor pemerintahan antara lain Kantor Walikota Palopo.

Banyak fasilitas umum juga terdampak, seperti sekolah, rumah ibadah, terminal, dan juga pasar.

Tercatat juga, terdapat 300 rumah mengakami rusak berat dan 2.000 lebih rusak ringan. 12 rumah hanyut atau lenyap. Jalan dipenuhi lumpur tebal, beberapa lokasi longsor, dan mengakibatkan ada warga yang terisolir.

Juga, 1 rumah warga di Jalan We Cudai terbakar ketika air bah mengantam masuk ke wilayah kota.

Jembatan putih yang menghubungkan Jalan Anggrek dengan Lagaligo putus atau ambruk. Fasilitas air bersih terganggu, listrik padam, dan banyak kerusakan lainnya.

Banjir bandang ini sendiri merupakan yang terbesar.

Tahun 2009

Dari deretan bencana yang ada, pada 9 November 2009 terjadi bencana alam yang juga dahsyat dengan korban jiwa banyak. Tercatat puluhan orang meninggal dunia akibat tanah longsor.

Lokasi bencana sendiri berada di Kelurahan Battang Barat, Kecamatan Wara Barat. Akibat hujan lebat, tercatat ada 51 titik longsor. Juga, puluhan rumah tertimbun dan terseret tanah longsor.

Akses jalan Palopo ke Tana Toraja putus, sehingga mengakibatkan transportasi dialihkan ke jalur lain.

Bencana ini sendiri menjadi bencana yang paling banyak memakan korban jiwa dari penelusuran teraskata.com.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>

Tahun 2010

Sepanjang 2010, Kota Palopo menjadi tahun dengan bencana yang paling banyak. Tercatat dalam kurun waktu satu tahun terdapat enam kali bencana walapun kerusakan yang diakibatkan tidak berat dan meluas.

Bencana tersebut terjadi masing-masing pada 1 Januari 2010 banjir, 10 Januari 2010 puting beliung, 12 Januari 2010 tanah longsor, 19 Agutustu 2010 terjadi banjir, kemudian banjir lagi di 21 Agustus 2010, dan juga banjir masih terjadi pada 18 September 2010.

Tahun 2011

Pada tahun ini, tercatat terdapat satu kali bencana benjir pada 23 Mei 2011. Banjir tersebut tak berdampak besar dan luas.

Tahun 2012

Bencana banjir juga terjadi di 2012. Itu tepatnya pada 5 Mei 2011. BPBD Palopo mencatat, sebanyak 140 rumah warga di Telluwanua terendam banjir.

Kelurahan Pentojangan dan Salubattang paling parah dilanda banjir, karena sejumlah jalan tani di dua kelurahan itu masih terendam banjir.

Tahun 2016

Banjir juga terjadi di tahun ini pada 22 Oktober 2016. Dari penelusuran teraskata.com, sebanyak 1.000 kk terdampak banjir.

Wilayah yang terdampak seperti Kelurahan Jaya, Kelurahan Salu Batang, Kelurahan Maccani, Kelurahan Petonjangan, dan Kelurahan Salubattang.

Lanjut ke halaman berikutnya >>>

Tahun 2018

Di tahun ini, dua kelurahan menjadi langganan banjir kembali terendam. Dua kelurahan itu masing-masing Kelurahan Salubattang. Banjir sendiri terjadi pada 4 Desember 2018.

Tahun 2020

Terjadi longsor di Kecamatan Battang Barat yang mengakibatkan 5 rumah penduduk hilang. Kejadian ini sendiri memutus akses Kota Palopo dengan Kabupaten Tana Toraja.

Peristiwa longsor itu terjadi pada Jumat 26 Juni 2020.

Tahun 2021

Banjir bandang dan angin puting beliung terjang Kota Palopo. Kerusakan yang diakibatkan cukup meluas. Angin puting beliung sendiri merusak 304 rumah dan 555 tergenang banjir, 30 Oktober 2021.

Juga, dampak terparah adalah rusaknya Jembatan Miring yang berada di Tran Sulawesi. Mengakibatkan, kendaraan harus mengambil jalur alternatif.

Bencana banjir juga kembali terjadi 4 November malam akibat meluapnya Sungai Amassangan. Puluhan rumah terendam banjir. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini