TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Tak Terima Polisi Bilang Meninggal Kecelakaan, Keluarga Panca Subastio Ungkap Fakta Mengejutkan

admin |
Evakuasi jasad Panca Subastio (17) yang ditemukan meninggal di selokan samping Mandala Finance Palopo, 20 Juli 2021.

TERASKATA.COM, PALOPO – Kesimpulan penyidik Polres Palopo soal penyebab meninggalnya Panca Subastio (17), warga Jalan Juanda Kelurahan Mungkajang Kota Palopo, tak diterima keluarga korban.

Keluarga Panca Subastio yakin adiknya dibunuh pada malam hari raya Idul Adha 1442 Hijriah, sebelum jasadnya ditemukan di selokan samping kantor Mandala Finance, Selasa (20/7/2021) lalu.

Seperti diberitakan sebelumnya, sepekan setelah penemuan mayat siswa SMKN 2 Palopo itu, Kasat Reskrim Polres Palopo, AKP Andi Aris Abubakar membuat pernyataan bahwa dari hasil penyelidikan, tidak ditemukan adanya indikasi pembunuhan.

Menurut AKP Andi Aris, pihaknya telah memeriksa 12 saksi yang berada bersama korban di TKP berdasarkan hasil rekaman CCTV tepat di malam takbiran Idul Adha, Senin (19/07/21) lalu.

“Dari 12 orang yang telah kita mintai keterangan, pengakuan mereka sama, mereka berhamburan ke arah samping Mandala Finance karena ada yang membubarkan mereka,” kata AKP Aris.

Ia melanjutkan, saat itu, termasuk Panca juga ikut lari ke samping kantor Mandala Finance. Tapi korban diduga terjatuh dan terbentur pada pinggiran selokan.

“Jadi terkait peristiwa kematian almarhum itu, tidak ada indikasi pembunuhan,” tegasnya.

Kesimpulan penyidik itu membuat keluarga Panca Subastio meradang. Senin (26/7/2021) mereka mendatangi Polres Palopo menanyakan perkembangan penyidikan kasus ini.

Kakak korban, Eky Sulisthio mengatakan tak terima jika kasus adiknya hanya berakhir sebagai kasus kecelakaan.

Eky yakin adiknya meninggal karena dibunuh. “Adik saya dibunuh, bukan kecelakaan,” tegas Eky.

“Kami melihat pemberitaan di beberapa media yang menyatakan kasus adik kami hanya sebagai kecelakaan,” lanjut Eky Sulisthio.

Eky mengungkapkan bahwa di tubuh korban terdapat luka lebam yang diyakini bukan karena berbenturan dengan pondasi atau dinding selokan. Ia menduga Panca dianiaya yang membuatnya meregang nyawa.

“Saat memandikan jenazah adik kami, ada beberapa luka lebam yang kami ragukan karena berbenturan dengan pondasi. Luka itu ada di punggung sebelah kanan dan dada sebelah kiri,” jelasnya.

Keyakinan Eky diperkuat dengan fakta bahwa ada keributan pada malam nahas itu. Namun polisi belum mengetahui penyebab keributan sampai korban bersama sejumlah rekannya berlari berhamburan.

Kasubag Humas Polres Palopo, AKP Edi Sulistyo mengatakan, hingga kini pihaknya belum mengetahui pasti siapa yang mengejar dan membubarkan mereka.

“Terkait siapa dan mengapa mereka dibubarkan itu masih didalami oleh penyidik,” kata AKP Edi.(lia/int)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini