Untuk itu, Ishaq mengaku akan berkoordinasi lebih dulu dengan semua pihak berkompeten, terkait pemberian vaksin kepada usia 60 tahun ke atas atau kategori lansia.
“Mengenai berisiko tidaknya, akan kami informasikan selanjutnya,” tutupnya.
Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa untuk memastikan vaksin bisa digunakan pada usia di atas 60 tahun membutuhkan waktu.
“Hasil uji klinis vaksin yang dilakukan di Bandung untuk vaksin Sinovac, itu dilakukan untuk rentang usia 18 sampai 59 tahun. Tapi, vaksin ini yang diuji klinis di luar Bandung, seperti yang dilakukan di Turki, di Brazil itu juga diberikan ke orang-orang dengan grup usia diatas 60 tahun,” jelasnya pada konferensi pers, Selasa (29/12/2020) lalu.
Budi juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah berbicara dengan BPOM untuk mengkoordinasikan hal tersebut, dan agar nanti akan melengkapi datanya sebelum mengambil keputusan akhir mengenai rentang usia yang bisa diberikan vaksin.
Sementara itu, vaksin lain seperti Pfizer sudah mendapat emergency use authorization oleh MHRA London, FDA Amerika, dan oleh EMA Eropa, boleh diberikan di atas 60 tahun.
“Dan karena vaksinnya kita yang akan datang nanti ada empat jenis [dari empat perusahaan], otomatis keragaman itu akan ada. Itu sebabnya kalau kita lihat tadi tahapannya lansia kita taruh agak ke belakang. karena kita ingin memastikan bahwa semua secara saintifik terkait pemberian vaksin ke grup lansia ini BPOM sudah feel comfortable,” imbuhnya.
Budi menegaskan, kemungkinan vaksin-vaksin dari perusahaan di luar Sinovac, seperti Novavax, AstraZeneca, atau Pfizer, akan tiba pada semester II/2021 atau paling cepat akhir Kuartal II/2021.
Namun, Budi memastikan bahwa pemberian vaksin hanya akan dilakukan sesudah ada persetujuan dari BPOM. (int)
Komentar