Walikota Palopo 71 Tahun Bersedia Divaksin Pertama, Begini Respon Satgas Covid-19
TERASKATA.com, PALOPO – Walikota Palopo, HM Judas Amir bersedia menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin Covid-19 merek Sinovac itu.
Padahal, Judas yang berulang tahun ke-71 pada 2 Agustus 2020 lalu, sebenarnya tidak masuk dalam kelompok umur yang direkomendasikan untuk menjalani vaksin tahap awal ini.
Sekadar diketahui, sebanyak 2.188 dosis vaksin Covid-19 merek Sinovac dijadwalkan tiba di Kota Palopo pada 14 Januari mendatang. Walikota Palopo, Judas Amir sendiri dikabarkan akan jadi orang yang pertama divaksin.
Mengingat jatah vaksin untuk Kota Palopo jumlahnya terbatas, maka untuk tahap pertama ini diprioritaskan tenaga kesehatan (nakes).
Ribuan vaksin Sinovac ini sendiri sudah tiba di Makassar, Selasa (5/1/2021) kemarin, dan akan segera didistribusi ke seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan.
Rencananya, Dinas Kesehatan kota Palopo akan membuat daftar penerima vaksin, sesuai kuota 2.188 yang masuk dalam tahap pertama tersebut.
Hal ini disampaikan Plt Kadis Kesehatan Palopo, Taufiq. Menurutnya, orang yang paling pertama akan disuntik vaksin covid-19 di kota Palopo ini adalah WaliKota Palopo sendiri, Judas Amir.
“Insya Allah, saya sudah sampaikan dan beliau (bapak Walikota) sudah setuju,” kata Taufiq, dilansir Koran Seruya.
Setelah walikota, Taufiq yang juga Asisten II Pemkot Palopo ini juga ikut divaksin disusul nakes se-Kota Palopo.
Bahkan Taufiq sendiri juga mengaku siap untuk divaksin bersama Walikota Palopo.
“Harus siap, insya Allah, kita semua harus siap divaksin, vaksinnya tiba minggu depan,” ringkasnya.
Menanggapi kesiapan Walikota Palopo divaksin pertama, Juru Bicara Satgas Covid-19, Ishaq Iskandar mengapresiasi.
Sebab pemerintah saat ini memang bekerja keras untuk meyakinkan masyarakat akan pentingnya vaksinasi ini.
“Satgas mengapresiasi kesediaan Walikota Palopo divaksin pertama. Ini untuk meyakinkan masyarakat, sama dengan alasan Presiden Jokowi yang mau divaksin pertama,” kata Ishaq kepada Teraskata.com, Rabu malam.
Namun Ishaq mengakui bahwa vaksin merek Sinovac memang belum pernah dilakukan uji klinis untuk usia 60 tahun ke atas.
Untuk itu, Ishaq mengaku akan berkoordinasi lebih dulu dengan semua pihak berkompeten, terkait pemberian vaksin kepada usia 60 tahun ke atas atau kategori lansia.
“Mengenai berisiko tidaknya, akan kami informasikan selanjutnya,” tutupnya.
Beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa untuk memastikan vaksin bisa digunakan pada usia di atas 60 tahun membutuhkan waktu.
“Hasil uji klinis vaksin yang dilakukan di Bandung untuk vaksin Sinovac, itu dilakukan untuk rentang usia 18 sampai 59 tahun. Tapi, vaksin ini yang diuji klinis di luar Bandung, seperti yang dilakukan di Turki, di Brazil itu juga diberikan ke orang-orang dengan grup usia diatas 60 tahun,” jelasnya pada konferensi pers, Selasa (29/12/2020) lalu.
Budi juga menjelaskan bahwa pihaknya sudah berbicara dengan BPOM untuk mengkoordinasikan hal tersebut, dan agar nanti akan melengkapi datanya sebelum mengambil keputusan akhir mengenai rentang usia yang bisa diberikan vaksin.
Sementara itu, vaksin lain seperti Pfizer sudah mendapat emergency use authorization oleh MHRA London, FDA Amerika, dan oleh EMA Eropa, boleh diberikan di atas 60 tahun.
“Dan karena vaksinnya kita yang akan datang nanti ada empat jenis [dari empat perusahaan], otomatis keragaman itu akan ada. Itu sebabnya kalau kita lihat tadi tahapannya lansia kita taruh agak ke belakang. karena kita ingin memastikan bahwa semua secara saintifik terkait pemberian vaksin ke grup lansia ini BPOM sudah feel comfortable,” imbuhnya.
Budi menegaskan, kemungkinan vaksin-vaksin dari perusahaan di luar Sinovac, seperti Novavax, AstraZeneca, atau Pfizer, akan tiba pada semester II/2021 atau paling cepat akhir Kuartal II/2021.
Namun, Budi memastikan bahwa pemberian vaksin hanya akan dilakukan sesudah ada persetujuan dari BPOM. (int)
Tinggalkan Balasan