TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

OPINI : Afganistan dalam Keberlimpahan SDA dan Potensi Kebangkitan Islam

admin |

Menurut Presiden Pusat Analisis dan Kajian Data (PKAD), alasan mengapa Afganistan tidak bisa dibiarkan adalah karena Afganistan adalah negara yang sumber daya alamnya melimpah ruah dan kekhawatiran munculnya kekuatan global Khilafah di sana.

Sama halnya dengan Indonesia, negara yang melimpah SDA tak serta-merta menjadikan rakyatnya sejahtera. Begitu pun apa yang terjadi di Afganistan, berdasarkan laporan dari US Congressional Research Service yang diterbitkan pada Juni 2021, 90% orang Afganistan hidup di bawah tingkat kemiskinan. Bank Dunia juga menyebutkan bahwa ekonomi Afganistan masih rapuh dan sangat bergantung pada berbagai bantuan asing.Afganistan dikenal sebagai negara yang terkurung daratan (landlock). Wilayahnya didominasi pegunungan dan gersang. Namun, di balik itu semua, Afganistan juga menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Pada 2010, Ahli geologi AS memperkirakan bahwa Afganistan memiliki kekayaan mineral hampir satu triliun dolar AS atau setara Rp14.000 triliun (kurs Rp14.000). (Kompas.com, 20/8/2021)

Kekayaan tambang tersebut antara lain bijih besi, tembaga, lithium, kobalt, dan logam langka dengan kandungan yang cukup banyak. Sementara itu, harga dari banyak komoditas mineral tersebut telah meroket, dipicu oleh transisi global dari energi fosil ke energi hijau. Banyak kebutuhan logam mineral seperti tembaga dan lithium untuk bahan baku memproduksi berbagai produk teknologi nonfosil, seperti panel surya dan kendaraan listrik yang permintaannya terus naik.Sebuah laporan tindak lanjut oleh Pemerintah Afganistan pada 2017 memperkirakan bahwa kekayaan mineral baru di negara itu mungkin mencapai tiga triliun dollar AS, termasuk bahan bakar fosil. Lithium, yang digunakan dalam baterai untuk mobil listrik, smartphone, dan laptop, menghadapi permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 20% dibandingkan dengan beberapa tahun lalu yang berkisar 5—6%.

Dalam sebuah memo dari Pentagon menyebutkan bahwa deposit lithium di Afganistan bisa menyamai Bolivia yang selama ini dinobatkan sebagai produsen lithium terbesar dunia. Harga tembaga juga mendapat keuntungan dari pemulihan ekonomi global pasca-Covid-19 dengan naik 43% dibandingkan pada tahun lalu. Namun demikian, besarnya potensi SDA, sebagian besarnya belum tersentuh alias tidak sempat dieksploitasi. Alasannya karena wilayahnya dikelilingi pegunungan curam dan juga perlawanan masyarakatnya keras terhadap penjajahan asing, sehingga pembangunan infrastruktur sering kali gagal di sana.

Taliban menyebut Cina disebut sebagai negara “bersahabat”, mengatakan mereka menyambut baik investasi Beijing dalam pembangunan kembali Afganistan yang dilanda perang. (republika.co.id, 14/7/2021) Oleh karenanya, angkat kakinya AS dari Afganistan seperti angin segar bagi Cina. Bahkan, salah satu pertambangan raksasa Asia, Metallurgical Corporation of China (MCC), telah memiliki konsesi 30 tahun untuk menambang tembaga di provinsi Logar yang tandus di Afganistan. Sebagai produsen hampir setengah dari barang-barang yang beredar di seluruh dunia, Cina sangat membutuhkan bahan baku mineral.

Oleh karena itu, Cina dan sekutunya Rusia diprediksi akan menjalin kerja sama bisnis dengan pemerintahan baru yang dipimpin Taliban.Sungguh nahas nasib negeri muslim, menjadi rebutan negara imperialis penjajah.

Kerja sama Afganistan dengan Cina sungguh disayangkan, karena sejatinya AS dan Cina adalah sama-sama negara korporasi yang menghendaki merampas harta kaum muslim.Sehingga benarlah apa yang dikatakan pakar hubungan internasional, Farid Wadjdi, bahwa keluarnya AS dari Afganistan mirip dengan kondisi Indonesia saat memperoleh kemerdekaannya dari Belanda dan Jepang. Yang terjadi setelah itu adalah penjajahan gaya baru dari negara baru.Dikatakan gaya baru karena penjajahan fisik berubah menjadi penjajahan di bidang ekonomi, hukum, dan politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini