OPINI: Banjir Bukan Sekadar Problem Administrasi

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengingatkan problem semacam ini mestinya harus segera diselesaikan mengingat kondisi darurat penanganan banjir.

Problem itu terungkap di tengah inspeksi mendadak Gubernur Ganjar ke Rumah Pompa Merobek di Kota Semarang. 

Ganjar mendapati penyedotan air banjir tidak optimal lantaran petugas hanya mengoperasikan satu dari tiga pompa yang terpasang di rumah pompa kawasan Kota Lama tersebut. Dikutip CNN Indonesia (7/2/2021).

Persoalan banjir yang melanda negeri ini sudah begitu serius dan sistemis, yang membutuhkan solusi segera dan tuntas. Karenanya penting merumuskan secara benar apa yang menjadi biang keladi dan akar persoalan.

Tidak kurang penelitian dan diskusi ilmiah tentang aspek hidrologi, kehutanan dan pentingnya konservasi dan tata ruang wilayah. Yang secara jelas menunjukkan bahwa pembangunan mutlak harus memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian hutan, dan lahan serta keseimbangan alam dan lingkungan. 

Jikalau tidak maka meniscayakan terjadinya bahaya banjir yang mematikan.

Banjir Semarang dan jember terjadi bukan hanya masalah administrasi tapi problem mendasar karena orientasi pembangunan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyat tapi berhitung untung rugi. 

Tidak dibangunnya bendungan baru, tidak dilakukannya ‘perbaikan’ atas muka tanah seiring beban kota besar dll menunjukkan pemerintah  abai terhadap keselamatan public.

Apa yang kita saksikan hari ini, pembangunan kapitalistik yang berlandaskan paradigma batil sekularisme liberalisme justru menegasikan itu semua. 

Sebagai konsekuensi logis ketika dunia berada di bawah peradaban sekuler yang dibangun di atas ideologi sekularisme. 

Sementara ideologi sekularisme sendiri dilandaskan pada asas kompromi bukan kebenaran.

Hidup dalam aturan sistem kapitalis akan terus terlihat masalah-masalah baru.

Komentar