Opini: Penangkapan 3 Ulama, Cermin Pemerintah Semakin Represif
Selain itu, setelah penangkapan ketiga ulama tersebut ramai di jagat media sosial, isu pembubaran MUI itu datang dari Buzzer pro oligarki yang nempel dengan kekuasaan. Kita bisa baca di media sosial banyak tagar dan juga opini yang ditujukan untuk pembubaran MUI.
Pengamat intelijen dan terorisme dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib menilai terlalu berlebihan menyebut, penangkapan anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) atas dugaan kasus terorisme sebagai kriminalisasi ulama atau Islamfobia.
Bukan kali ini, pemerintah menangkapi para ulama. Sebelumnya ada Abu Bakar BA Asyir juga tertangkap dengan tuduhan dugaan terkait jaringan terorisme.
Juga menangkap HRS, Gus Nur, Habib Bahar, dan lainnya hanya karena bersebrangan dengan pendapat penguasa, buktinya tidak ada satupun ulama yang merapat ke penguasa yang tertangkap.
Mereka yang tertangkap adalah ulama yang lantang menyuarakan kebenaran. Sungguh menyedihkan ulama yang mengajari tentang kebaikan malah mendapatkan kriminalisasi.
Padahal jika berbicara teroris, seharusnya pemerintah menangkap OPM atau yang terjadi di Papua yang jelas-jelas menghilangkan nyawa manusia. Jelas bahwa semua skenario ini menunjukkan bahwa terorisme narasi yang khusus tertuju kepada kaum muslim.
Daya pikat demokrasi begitu kuat. Banyak orang di dunia begitu antusias terhadap demokrasi. System politik dari yunani kuno ini dianggap sebagai antitetis dari kediktatoran.
Sistem tirani ini sepanjang sejarah peradaban manusia dianggap sebagai momok. Rezim-rezim komunis dan para penguasa timur tengah biasanya dijadikan potret kediktatoran yang buram dan represif.
Siapa yang menyangka bila demokrasi itu bisa melahirkan pemerintahan yang juga bertangan besi. Represif.
Tinggalkan Balasan