TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Opini: Penangkapan 3 Ulama, Cermin Pemerintah Semakin Represif

admin |
Anggota Majelis Qalbu Palopo, Kusniati, S.Pt.

Itulah potret yang terlihat dari pemerintahan jokowi dalam dua periode pemerintahannya. Bahkan periode kedua, gaya otoriter yang ditampakkan jokowi menjadi-jadi. Padahal jokowi sering berseloroh: mana mungkin tampang seperti dia bisa dictator.

Fakta berbicara lain. Democracy index 2017 yang di rilis The Economist mencantumkan, dari 167 negara yang disurvei, penurunan terbesar dalam kebebasan demokrasi terjadi di Indonesia.

Peringkat demokrasi Indonesia turun dari peringkat ke-48 di dunia ke peringkat ke-68 hanya dalam waktu satu tahun. Penurunan iklim demokrasi ini akibat gaya kepemimpinan otoriter jokowi.

Inilah yang terjadi sejak jilid pertama kekuasaan Jokowi. Praktik perang melawan terorisme dan radikalisme menjadi terkesan mawur dan serampangan.

Bahkan, nampak telanjang bahwa narasi terorisme hanyalah jurus dewa mabuk untuk membungkam lawan politik dan mengalienasi kelompok kritis yang menginginkan perubahan Indonesia ke arah yang lebih bermartabat sesuai Islam.

Islam memang nampak menjadi sasaran utama proyek melawan terorisme ini. Mengingat geliat kebangkitan kesadaran akan rusaknya sistem hidup berdasar sekularisme demokrasi yang dimotori kelompok Islam dan ulama-ulama ideologis memang berbenturan dengan kepentingan kelompok penguasa yang telah diuntungkan oleh penerapan sistem rusak ini.

Berbagai kejadian ini mengingatkan kita kepada hadist rasulullah saw, tentang tahun yang penuh dengan tipu daya (sanawatun Khodda’at).

Beliau menggambarkan saat seperti itu : pendusta dibenarkan, sementara yang jujur malah dianggap bohong. Para penghianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap sebagai penghianat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini