TERASKATA.COM

Dari Timur Membangun Indonesia

Dua Hari Tidak Kuliah Online, Mahasiswi Asal Luwu Timur Ditemukan Gantung Diri di Makassar

admin |
Ilustrasi.

TERASKATA, MAKASSAR-Seorang mahasiswi asal Kabupaten Luwu Timur ditemukan tewas gantung diri di kamar indekosnya di Pondok Putri Mulia Indah Tamalanrea Kota Makassar, Selasa 28 April pukul 18.00 Wita.

Mahasiswi tersebut belakangan diketahui bernama Putu Purnamianti, 20 tahun. Beralamat lengkap di Desa kertoraharja lorong 04 Kecamatan Tomoni Timur Kabupaten Luwu timur.

Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Supriadi Idrus mengatakan, Putu pertama kali ditemukan oleh rekannya sendiri bersama dengan penjaga kos. Ia menemukan korban dalam keadaan gantung diri dan menempel di dinding tembok kamar toilet kosnya.

“Korban ditemukan gantung diri di dalam kamar indekosnya, dia merupakan mahasiswi di salah satu kampus di Kota Makassar,” kata Supriyadi Idrus, selasa 28 April 2020.

Penemuan mayat ini bermula, ketika rekan dari korban berinisial NL, 20 tahun, merasa khawatir dengan korban karena beberapa hari belakangan, dia tidak pernah ada kabarnya dan juga handphone miliknya tidak aktif.

Selain itu, dalam dua hari terakhir, tidak mengikuti kuliah online. Oleh karena itu, NL berinisiatif ke pondokan sahabatnya itu untuk menjenguknya.

Sesampainya di pondokan korban, pintu kamar C8 ini dalam keadaan terkunci. NL ini juga merasa mencium aroma busuk dari dalam kamar.

Karena merasa ketakutan, NL turun ke lantai dasar dan memanggil penjaga pondok agar dibukakan pintu kamar C8. Setelah dibuka, korban sudah ditemukan meninggal dunia.

“Karena tidak ada kunci, sehingga saksi sempat membuka paksa jendela kamar dengan cara dicungkil dan terlihatlah korban ini tergantung dengan gantungan kain warna putih dilehernya,” bebernya.

Adanya informasi penemuan mayat tersebut, petugas kepolisian langsung ke lokasi sambil berkoordinasi dengan Tim Forensik Biddokes Polda Sulsel dan Inafis Polrestabes Makassar untuk dilakukan olah tempat kejadian perkara serta mengevakuasi korban ke RS Bhayangkara Makassar untuk dilakukan pemeriksaan.

“Korban dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa, jika ditemukan adanya gejala Covid-19 maka akan diserahkan ke Tim Gugus, apabila tidak ada gejala, maka diserahkan langsung ke pihak keluarga untuk dimakamkan, karena dari keluarga juga menolak untuk diotopsi,” tutup Mantan Kapolsek Rappocini itu.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini